Wacana Santri

Alangkah lucunya, Organisasi Cuma Jalan Ditempat

Judul ini terinspirasi ketika melihat film langlah lucunya negeri ini bukan karena pengin nyontek melainkan pengin berbagi cerita. Kalo film diatas bercerita tentang bagimana perjuangan seorang mahasiswa lulusan Manejemen ekonomi yang bolak balik melamar pekerjaan, tapi apalah tanganpun tak sampai alias selalu di tolak mentah-mentah, mungkin ini yang terjadi di tengah masyarakat kita atau mungkin anda sendiri yang mengalaminya. Namun kali ini saya tak mau berbelit belit membahas soal itu, tapi mau berbagi pengalaman sendiri mengenai kejanggalan yang sangat mencolok di suatu organisasi.

Perjalanan dimulai ketika aku diajak untuk menghadiri sebuah Kongres yang diadakan IPNU (Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama) di desa yang terletak tepat di lereng Gunung Slamet, sebut saja Plompong, rencananya acara ini memakan waktu sehari semalam, akupun tak lupa membawa segala perlengkapan layaknya camping.

Setelah naik angkudes dari Benda menuju manggis, perjalanan kami lanjutkan dengan berjalan kaki menaiki bukit dan menurunya kurang lebih 5 Km, dalam perjalanan terbayang kongres akan ramai dan bakal dihadiri oleh para pembesar, para intelek dan pemuda NU.

Namun tak disangka ternyata bayangan tak seindah realitas, walaupun disambut cukup hangat ternyata keadaanya masih sepi di luar karena memang kami terlambat, karena para peserta sudah ada di dalam sedang menyimak beberapa sambutan-sambutan dari para pembesar NU dan sponsorship acara sperti Tsania FM.

Kejanggalan mulai terlihat dalam sidang Pleno, siding yang diadakan dari asar hingga jam 1 malam ternyata hanya membahas masalah ADRT, sungguh lucu dan membosankan ,bayangkan saja organisasi yang telah berdiri dari tahun 2009 lalu ternyata sekarang baru merapatkan peraturan dan mereka juga belum mengagendakan bhakti social seperti penetasan buta aksara ataupun membentuk bursa kerja untuk para pemuda yang putus sekolah .

Bahkan yang lebih menyedihkan mereka begitu bersemangat dalam menyalahkan masalah titik koma dan EYD yang ada di dalamnya, tanpa berpikir bagaimana merealisasikannya? Karena setahuku organisasi ini yang paling banyak memiliki agenda namun bukanya dijalankan melainkan jalan di tempat, mengapa? Karena sangat suka rapat namun hasilnya nihil dan tak ada transparasi dalam organisasi.

Sebagai contoh lagi, baru- baru ini mereka mengadakan Rapat pembentukan Susunan organisasi di salah satu radio pondok, namun ternyta rapat hanya rapat, walaupun mengundang perwakilan OSIS setiap sekolah namun ternyata para utusan merasa diperlakukan kurang bijaksana, pasalnya ketika mereka Tanya, Apatujuan sebenarnya dari IPNU? Ternyata mereka mikir-mikir dulu, hah terus apa saja yang mereka lakukan selama 3 taun terakhir? Hingga muncul jawaban dari mantan ketua. “Kami sebenarnya juga kurang paham mba, namun yang penting mba ikut aja dulu, pasti lama kelamaan bakal tahu”. Jawaban yang cukup bijak baginya, paraseniornya juga kurang paham apalagi junior yang baru gabung.

Hasilnya, setelah rapat usai aku coba Tanya salah satu OSIS Malhkdua. “Mba tadi paham ga?”

“Ga paham, soalnya pas ditanya juga gitu jawabannya , ples ga sopan lagi sikapnya ma kita”, jawabnya ketus.

Ternyata mereka suka rapat untuk menghasilkan rapat, karena setiap rapat taka da agenda atau hasil real yang akan dijalankan, ini terbukti ketika ditanya soal job diskription mereka malah balik menyerahkan, loh kita kan anggota baru tak tahu apa-apa malah suruh membuat.

Sebagai pemuda mereka juga kurang menerapkan masalah pergaulan beda mahrom, dengan mudahnya saling berjabat tangan berduaan di kelas. Namun hal ini terjadi memang karena pengaruh lingkungan juga. Seperti yang dikatakan Andi yang menjabat sekertaris Mas dulu aku bias jaga diri namun pada 2 tahun sesudahnya malah ikut terbawa temen. memang benar ternyata kata teman itu lebih didengar dari pada orang tua.

Oleh karenanya penulis juga menyarankan supaya IPNU bias mengadakan Bhakti Sosial Keagamaan, yaitu praktek berdakwah di tengah masyarakt langsung, minimal satu tahun sekali. Atau lebih baik lagi supaya bekerja sama dengan Al-Hikmah 2 dalam rangka melatih para pemuda yang putus sekolah supaya mendapatkan pelatihan kewirausahaan, jika usai maka dibentuklah Bursa kerja yang bias menyalurkan mereka.

Namun penulis dalam hal ini tak ingin menjelekan, melainkan ingin supaya dari tubuh IPNU ada revolusi organisasi yang nyata bukan hanya sebatas agenda yang dirapatkan, karena sebagai warga NU, penulispun berharap bahwa nantinya organisasi kepemudaan ini berfungsi secara benar, seperti yang dicita-citakan para leluhurnya yaitu sebagai sarana penampung kreatifitas dan pengembangan karakter serta kaderisasi generasi penerus yang berpegang teguh pada Ahlu Sunnah Wal Jamaah.

Tagged , , ,

About miftah

Biasa dipanggil Miftah Wibowo. Santri asal Tegal yang pernah Ngangsu di Al Hikmah, Benda. Masih dan Selalu menjadi Santri Almarhum Abah Kyai Masruri Abdul Mughni. Sekarang Ngangsu di History and Civilization Departement, Arabic Faculty, Al Azhar university, Cairo. | Bookholic | Pecinta Kuliner | Traveler | Fotografi | Filateli | Suka Berkebun |
View all posts by miftah →

Leave a Reply

2 thoughts on “Alangkah lucunya, Organisasi Cuma Jalan Ditempat

  1. ehmm

    mengingatkan saya dengan para aktivis jamaah di kampus. suka banget kalau diajak berdiskusi. bisa sampai shubuh.

    tapi tahu2 shubuhnya ilang 🙂

  2. Ya, maka dari itu, kita yang bener2 ngerti agama,
    mestinya harus bisa jadi pemimpin bagi mereka yang ga ngerti.
    So, kita juga musti ga boleh mencoreng diri kita endiri sebelum terjun ke masyarakat.
    Bagaimana kita akan bisa dipercaya, kalau kita saja dikenal tidak baik ditengah2 mereka.

    Amar ma’ruf nahi munkar. Selamat berjuang…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *