slot slot qris slot online https://stksteakhouse.com/wp-content/yeazy/pertama/ https://aciem.org/wp-content/gallery/okegas/ slot bonus https://rsm.bdu.ac.in/assets/frontend/slot-thailand/ https://pusparaja.tasikmalayakab.go.id/demigod/ https://desa-semamung.sumbawakab.go.id/misi/
Catatan Santri https://miftahuna.malhikdua.com Warna warni kehidupan santri di surau pesantren Wed, 07 Jun 2017 15:14:38 +0000 en-US hourly 1 Bernostalgia Kampung Halaman di Negeri Orang https://miftahuna.malhikdua.com/2013/06/15/bernostalgia-kampung-halaman-di-negeri-orang/ https://miftahuna.malhikdua.com/2013/06/15/bernostalgia-kampung-halaman-di-negeri-orang/#comments Fri, 14 Jun 2013 23:07:22 +0000 http://miftahuna.malhikdua.com/?p=507 Continue Reading

]]>
Cairo
Metropolitan Kairo, kota terbesar di Afrika utara.

Rindu, merupakan perasaan yang acap kali menimpa seseorang bila jauh dari orang yang kita cintai atau kampung halaman tempat kelahiran, biasanya menimpa orang yang bekerja diperantauan atau mahasiswa yang menuntut ilmu di luar kota kelahiran, tapi apa jadinya bila tempat perantauan atau lahan mencari ilmu letaknya begitu jauh, berbeda negara dan dipisahkan oleh luasnya samudera? lalu bagaimana bila rindu?, lalu anda menjawab “Kenapa mesti bingung, tinggal beli tiket pesawat dan pulang beres kan”. Beres, bagi anda yang berkantong tebal atau sudah berpenghasilan, tapi kalau kantong kering, uang bulanan masih dikirim orang tua, masih juga minta uang untuk beli tiket pesawat pulang ke kampung halaman, apa tak malu?

Itulah kisahku yang sekarang sedang dilanda rindu, apa jandinya rindu tapi tak bisa pulang, mau tak mau harus bisa bernostalgia dengan suasana yang mirip kampung halaman. aku sedang meneruskan jenjang studi di Negeri Seribu Menara. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, rasanya baru kemarin dilepas oleh kedua orang tua dan pamanku di Bandara Soekarno-Hatta, masih lekat dibenakku peristiwa haru tersebut, saat itu jam 3 siang tanggal 24 September 2012 dan sekarang ternyata sudah 8 bulan lebih  aku di negeri tempat kelahiran nabi Musa. As ini.

Di Mesir, aku dan mahasiswa Indonesia lainnya kebanyakan memilih tinggal di Kairo, kota terbesar di Afrika. Karena selain dekat dengan  Universitas Al-Azhar, di kota ini banyak toko, penerbit buku serta memiliki banyak fasilitas publik, kota ini merupakan kota bersejarah, setiap jengkal buminya selalu punya sejarah. Secara  geografi kota ini terletak di sebelah timur sungai Nil, kota ini hampir semuanya dikelilingi oleh gurun pasir tandus, kecuali bagian kota yang berdekatan dengan Nil yang tampak hijau dan subur. Karena  dikelilingi gurun, jika musim panas, suhu Kairo akan lebih panas, bahkan di malam hari sekalipun.

Rindu yang membuncah

Bisa anda bayangkan jika tinggal di metropolitan Kairo yang begitu padat, ditambah dengan rasa rindu akan kampung halaman tak bisa terbendung lagi. Selain itu dengan banyaknya rutinitas kuliah, bergelut dengan debu gurun yang kadang menghampiri kota, raung klakson mobil yang memenuhi jalan utama kota dan sengatan matahari di musim panas yang  mencegah untuk berlama-lama di luar ruangan. Semua peluh dan rasa rindu yang tak terkendali bercanpur menjadi satu, alhasil pikiran jadi loading, tak nafsu makan dan paling bahaya adalah malas melakukan aktifitas apapaun, termasuk belajar. Apalagi sekarang UAS Al-Azhar sedang berlangsung (20 Mei-20 Juni), bisa repot kalau sampai mogok belajar.

Alhamdulilah Senin, 3 Juni kemarin, setelah Imtihan aku dan 2 temanku (Bagas dan Faris) berkesempatan mengunjungi Kota Mansuroh di kawasan delta suangai nil, sebuah kesempatan langka. Ketika mendengar kata Delta Nil, sudah terbayang dibenakku akan hijaunya daerah delta, aku sekedar tahu keindahannya dari pencarian gambar lewat mbah Google dengan kata kunci “Nile Delta”. Setahuku Kota Mansuroh merupakan ibukota dari provinsi delta Dakhalia, kota ini terletak di tengah hamparan hijau lahan pertanian.

Perjalana Kairo-Mansuroh

egyptian-tram-metro.2.2
Metro, mode transportasi bawah tanah Kairo

Aku dan teman-teman tinggal di daerah Darrasa, Sebuah kawasan kota lama di Kairo yang dipenuhi bagunan kuno nan eksotis, dimana Universitas Al-Azhar berada. Untuk sampai ke Mansuroh sebelumnya kami harus ke Stasiun Kairo di Ramsis, Perjalanan ke Ramsis kami tempuh dengan menggunakan transportasi umum yang disebut Metro, kereta bawah tanah antar distrik di kota Kairo. Setelah menempuh perjalanan dari distrik Darrasa-Ramsis dengan Metro, pukul 15.00 Clt, kami sampai di Stasiun Kota Kairo. Jujur, ini merupakan kali pertama aku berkunjung ke Stasiun ini, walaupun aku sering lewat daerah Ramsis, aku belum tahu ada stasiun sebesar dan semegah ini.

Memasuki halaman stasiun, kami disambut degan bangunan stasiun yang begitu memukau, bayangkan bagunan modern terasa antik dan elegan, karena berpadu dengan arsitektur islam khas era dinasti Mamalik dan Fatimiyah. Kekagumanku tak berhenti sampai di situ, memasuki ruang tunggu dan pembelian tiket, mata kami dimanjakan dengan ukiran kaligrafi dan corak islam yang berbalut dengan cat emas. Dengan suasana yang elegan seperti ini, terasa bukan di sebuah stasiun, melainkan seperti di sebuah bandara, dari sini terlihat bahwa mesir sedang berusaha menghilangkan citra sebuah stasiun yang kotor di masa lalu.

Setelah bertanya ke petugas dan menunggu beberapa menit, kereta ekonomi jurusan Kairo-Mansuroh pun tiba. Ternyata bukan cuma kami yang ikut ke kereta tersebut, tapi puluhan orang. Kamipun berlari mengejar kereta yang baru datang dan berebut mencari tempat duduk, ternyata kami tak mendapatkan kursi. Karena kereta sebentar lagi berangkat dan hari semakin sore, kamipun memutuskan untuk “Blusukan” atau  berdesakan dengan puluhan orang lainnya, Bagas dan Faris berdiri tepat di tengah, sedangkan aku berdiri di dekat jendela, sehingga ketika terasa capek, sesekali bisa bersandar ke pintu.

Karena memilih kelas ekonomi, jangan berharap banyak fasilitas ataupun dapat tempat duduk, karena ketika kita mendapat tempat duduk, ketika ada orang yang lebih tua berdiri, dalam budaya sopan santun Mesir, pemuda secara sukarela akan memberikan tempat duduknya, walaupun kita sama hal membayar tiket. Para penumpang kereta kebanyakan para pegawai daerah yang bekerja di Kairo, para pedagang, mahasiswa sampai tentara. Walaupun saat itu kereta penuh dengan penumpang, namun suasana sering kali cair dengan beberapa orang yang melawak, sudah jadi rahasia umum kalau orang mesir paling senang dengan lawakan dimanapun berada, bahkan mereka bisa melawak berjam-jam tanpa henti. Selain suasana yang cair dan penuh tawa, kereta yang kami tumpangipun full AC alami, bagaimana tidak ada udara sejuk dalam kereta kalau bukan karena banyak jendela kereta yang pecah kacanya dan bolong dimana-mana.

Ini merupakan pengalaman naik keretaku yang ke-3 dalam hidup dan ini merupakan salah satu pengalaman yang luar biasa. Selama perjalanan aku banyak dibuat kagum dengan sikap orang mesir yang sangat religius, dalam kondisi kereta yang penuh sesak, mereka  selalu memnbawa Al-Qur’an di saku dan menyempatkan untuk membacanya, tak hanya membaca mereka juga menghafalnya, mulai dari pemuda hingga lanjut usia saling berlomba mencari Ridho-nya, sungguh suasanya yang sangat berbeda dengan kondisi di Indonesia.

Bernostalgia dengan Suasana Kampung Halaman

400px-Egyptian_Countryside
Susana hijau di pedesaan pimgiran Kairo

Tujuanku ke Mansuroh selain mengantar tiket pesanan juga untuk refresing selepas Imtihan Al Azhar yang cukup menguras pikiran. Selama perjalanan di kereta aku banyak menemukan pemandangan yang  jarang ku temui di Kairo, ya semakin kereta menjauh meninggalkan Kairo, semakin hijau pemandangan yang terhampar, lambat laun pemandangan gurunpun berganti menjadi hamparan lahan pertanian yang menghijau, mulai dari lahan gandum, sayur mayur, jagung hingga persawahan padi yang penuh air layaknya di Indonesia. Rasanya seperti mimpi, bayangkan di gurun kita bisa menemukan sawah seperti di kampung halaman. Inilah berkah sungai Nil yang dikaruniakan-Nya untuk penduduk Mesir.

Menemukan suasana yang begitu hijau, terasa semua masalah dan peluh hilang, bukan lebay atau alay tapi ini kenyataan, tak percaya? coba saja sendiri 🙂 . Apalagi bagi orang yang sedang dilanda rindu akut seperti diriku, rasanya ingin pulang ke Indonesia liburan ini, tapi apa boleh dikata tanganpun tak sampai alias tak punya dana untuk sekedar pulang one way.

20090821-nile-delta
Hijaunya pemandangan dan segarnya udara mengingatkan pada kampung halaman

Melihat pemandangan pedesaan yang asri dengan segala aktivitasnya, sedikit banyak telah mengobati kerinduan akan kampung halamannya. Sepanjang perjalanan aku banyak menghabiskan waktu di samping jendela, sambil menikmati segala panorana, membiarkan mata menjaring dan membebaskan pikiran berkhayal seandainya aku sekarang di tanah kelahiran, betapa senangnya diri ini.

Bayangkan sepanjang jalan kita disuguhi pemandangan ala pedesaan, melihat anak-anak riang bermain lumpur, ibu yang menebar benih, petani yang mengarap sawahnya dengan kudanya (kalau di Indonesia memakai kerbau) dan melihat burung bagau putih yang bebas berterbangan berebut seranggga di hamparan sawah. Selain itu, kita juga bisa menikmati atmosfir kampung yang begitu kental, merasakan bau lumpur, mencium aroma jerami dan tangkai jagung yang dibakar dan angin sepoi-sepoi khas daerah delta.

Walaupun tak bisa pulang dan hanya bisa menikmati  daerah delta Nil, semua ini sudah cukup mengobati kerinduan. Ibarat kata bisa bernostalgia suasana kampung halaman tapi di Negeri orang, ya Aku bernostalgia di Mesir.

Setelah transit di stasiun Tanta dan berganti kereta, kamipun sampai di Mansuroh pukul 7 malam.  Perjalanan selama 4 jam di dalam kereta tak terasa, begitu menyenangkan, menjadi pengobat rindu dan tak akan terlupa. Walaupun Mesir punya segalanya yang bisa mengobati rasa rindu, tapi kampung halamanlah yang akan selalu dirindu. Semoga tahun depan atau setelahnya aku bisa pulang. Begitu rindu Indonesia.

]]>
https://miftahuna.malhikdua.com/2013/06/15/bernostalgia-kampung-halaman-di-negeri-orang/feed/ 2
Mengembalikan Ruh Kepenulisan Pelajar https://miftahuna.malhikdua.com/2012/11/08/mengembalikan-ruh-kepenulisan-pelajar/ https://miftahuna.malhikdua.com/2012/11/08/mengembalikan-ruh-kepenulisan-pelajar/#comments Thu, 08 Nov 2012 05:24:20 +0000 http://miftahuna.malhikdua.com/?p=408 Continue Reading

]]>
Menulislah pemuda!

Pelajar merupakan predikat yang diberikan kepada orang yang sedang menimba ilmu, mereka terbiasa dengan berbagai hal yang berhubungan dengan proses mencari pengetahuan, mulai dari mendengarkan, membaca, hingga menulis apa yang mereka dapatkan. Pelajar menjadi kaum intelek yang mewarisi semangat para pejuang bangsa. Mereka menjadi penerus para pendahulunya dalam memajukan bangsa. Jika pada masa penjajahan, para pendahulu bangsa berjuang dengan jiwa dan harta mereka, namun sekarang para pelajar meneruskan perjuangan dengan menulis, karena merdeka bukan berarti perjuangan selesai.

Sejarah mencatat, bahwa Revolusi Pemerintahan di seluruh dunia dimulai dari goresan tangan para kaum pelajarnya. Sebagai contoh Indonesia, masa reformasi bermula ketika para mahasiswa menentang sikap Presiden yang sewenag-wenang, mereka meninginkan presiden untuk turun dari kursinya, mereka mulai melayangkan kritikan demi kritikan lewat surat kabar. Goresan tinta mereka banyak membuka pemikiran mahasiswa lain untuk melakukan aksi yang sama, sehingga menyulut demo besar anti-pemerintah yang berujung pada lengsernya Presiden Soeharto. Terbukti bahwa lewat karya dan tulisan pelajar ataupun mahasiswa, mereka mampu menjadi agent of change , agen perubahan dari era diktator menuju era demokrasi. Namun apa jadinya bila kaum intelek ini mulai bungkam, mereka berhenti menulis dan berkarya bahkan mereka malah menambah daftar panjang kriminalitas?.

Memang ironis, jika melihat kondisi pemuda dan kaum terpelajar kebanggaan bangsa, jatuh dalam jurang semu kehidupan hedonisme, hanya mementingkan kenikmatan sesaat yang instan. Hal ini juga terjadi pada beberapa mahasiswa di luar negeri. Seperti mahasiswa Indonesia yang belajar di Mesir, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masisir. Masisirpun tak luput dari virus ini, virus yang menyebabkan gairah kepenulisan lesu dan stagnan. Padahal begitu banyak kajian dan diskusi yang dilakukan oleh masing-masing kekeluargaan, namun tak banyak buku kompilasi hasil diskusi yang terbit setiap tahunnya. Contoh lainnya, di Mesir begitu banyak majalah dan buletin, namun bila diperhatikan dengan seksama, dari sekitar 6000 mahasiswa, akan terlihat hanya segelintir nama yang aktif menulis, kemanakah yang lainnya? Media merekapun banyak yang terbitnya tak beraturan, hingga sedikit demi sedikit akan hilang dan tinggalah sebuah nama.

Universitas Al-Azhar memang tidak mewajibkan mahasiswanya untuk berangkat secara continue dan teratur, apalagi memberikan tugas berupa pembuatan makalah pada setiap minggunya seperti halnya di Indonesia. Hal inilah yang sering dijadikan alasan masisir merasa kesulitan untuk menulis selain terbatasnya waktu. Namun, mengapa Al-Azhar membuat kebijakan seperti itu?, karena universitas tertua ini berpaham moderat atau tawasuth, Al-Azhar memahami bahwa banyak ilmu penting di luar kuliah, yang tak mahasiswa dapatkan di dalam kelas, sehingga Al-Azhar tidak mewajibkan mahasiswanya untuk kuliah.

Terlepas dari semua faktor eksternal, kita seharusnya mencari solusi, yaitu dengan menanamkan pada diri tentang urgensi menulis. mengapa kita menulis dan seberapa penting menulis itu. Banyak alasan yang mendorong kita untuk menulis.

Salah satu alasannya, menulis adalah profesi pelajar, karena pelajar dekat dengan membaca dan menulis . Jika nelayan identik dengan jala, petani akrab dengan cangkulnya, maka mahasiswa atau pelajar identik dengan tulisannya, bagaimana jadinya kalau mahasiswa tidak menulis? Apakah masih bisa menjalankan pangkatnya sebagai mahasiswa?

Menulis merupakan sarana beribadah, bayangkan jika kita menulis sebuah pemahaman untuk melakukan sebuah kebaikan, kemudian tulisan kita dibaca orang dan diamalkan, apa yang kita dapatkan? Tak lain adalah pahala, karena dengan menulis kitapun pada hakikatnya sedang beribadah. Seperti hadits Nabi. Saw, jika telah meninggal anak Adam maka terputuslah semua amal ibadahnya, kecuali 3 hal, yaitu shadaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakan orang tuanya .

Menulis adalah sarana untuk menguatkan hafalan dan menjaga suatu pengetahuan, terbayang tidak, bagaimana jadinya biala Al-Quran dan Al-Hadits tidak ditulis?, bagaimana kita mempelajari dan mengamalkan islam. Bagaimana jika para ulama terdahulu tidak menulis? Pasti banyak ilmu mereka yang hilang dengan wafatnya mereka.

Menulis membuat kita hidup selamanya. Dengan menulis seseorang akan dikenal banyak orang dan namanya akan tetap dikelah walau ia telah lama meninggal, berbeda dengan orang yang tak pernah menulis walaupun dia hidup, namun keberadaan kadang tak diketahui karena ia tak menulis. Sebagai contoh Imam Syafi’i, Imam Ghozali, dll, mereka telah meningggalkan kita berabad-abad lamanya, dari mana kita mengenal mereka, tak lain dari karya monumental mereka.

Jadi masihkah kita berpikir untuk tidak menulis?, menulis memang bagi sebagian orang sedikit menyusahkan, tapi berawal dari menulis hal-hal kecil dan secara teratur akan membuat kita terbiasa. Karena menulis tak mesti panjang, namun bisa dimulai dengan menulis catatan harian, mengenai peristiwa penting apa yang terjadi hari ini secara berkala.  Seperti kata pepatah Jawa, Witing tresno jalaran soko kulino, awalnya mencintai karena kita terbiasa bertemu, jadi kita bisa karena terbiasa, dari terbiasa munculah rasa cinta. Membacalah jika ingin mengenal dunia, menulislah jika ingin dikenal dunia!.

]]>
https://miftahuna.malhikdua.com/2012/11/08/mengembalikan-ruh-kepenulisan-pelajar/feed/ 12
Welujeng Surfing, Kami datang! https://miftahuna.malhikdua.com/2012/05/12/welujeng-surfing-kami-datang/ https://miftahuna.malhikdua.com/2012/05/12/welujeng-surfing-kami-datang/#comments Sat, 12 May 2012 14:28:35 +0000 http://miftahuna.malhikdua.com/?p=386 Continue Reading

]]>
425025_363817557020624_1376158004_n
Kiri-kanan : Sufyan, penulis dan Farobi, delegasi Al-Hikmah

Senang dan bangga, itulah yang terlihat di wajah para relawan TIK asal Malhikdua, Bumiayu, Brebes. Setelah melakukan perjalanan melelahkan selama 8 jam dengan bus pariwisata Arjuna, akhirnya Sabtu pagi (28/4) para delegasi Malhikdua yang diwakili Sufyan, Farobi dan saya sampai di Bandung. Ini kali pertama, mereka para delegasi yang masih santri ini mengikuti acara Festival di luar kota, karena sebelumnya belum ada siswa malhikdua yang berhasil melobi dan meminta izin untuk mengikuti festival seperti ini, apalagi bertaraf nasional. Rencananya di Kota Kembang ini, mereka akan mengikuti serangkaian acara Festival TIK untuk Rakyat yang diselenggarakan di Polyteknik Telkom selama 2 hari. Festival nasional yang berlangsung mulai 28-29 April ini bekerja sama dengan Pemprov Jawa Barat, Telkom, Kemkominfo RI dan Relawan TIK.

Festival ini diselenggarakan sebagai wujud komitmen para Kepala Pemerintahan Negara dari berbagai penjuru dunia dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Masyarakat Informasi Sedunia (World Summit on Information Society). WSIS pertama diselenggarakan di Jenewa, Swiss pada tahun 2003, sedangkan yang kedua di Tunisia tahun 2005. Dalam pertemuan Internasiaonal itu para Petinggi Negara membahas mengenai kebijakan dan program kesenjangan digital dan pengentasan kemiskinan, karena ini merupakan dua tipik utama pembangunan ektoral dalam pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Acara ini akan diresmikan oleh Mentri Kominfo, Tifatul sembiring dan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. Selain itu acara ini juga dihadiri oleh berbagai kalangan seperti pejabat pemerintahan (Para Eselon 1 Kementrian Kominfo), Kepala Dinas di jajaran Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, Kepala Dinas Kominfo Provinsi se-Indonesia, dan Kepala Dinas Kominfo Kabupaten/kota se-Jawa Barat, Industri telekomunikasi, perguruan tinggi, usaha kecil menengah, komunitas Tik, lembaga pelatihan TIK, masyarakat umum, pelajar dan lain-lain.

282766_363817903687256_1922214212_n
Bersilaturahmi dengan para Alumni disela acara festifal

Selain itu festival tingkat nasional ini turut menghadirkan narasumber seperti Ashwin Sasongko (Dirjen APTIKA), Mr,. Wisit Atipayakon (ITU Thailand), Itoc Tochija (Walikota Cimahi), Yasral Amir Piliang (Pengamat Sosial Budaya), Onno W. Purbo (pakar Open Source), Sabastian (Pakar IT dari Perancis), Yana Noviandi (Pemenang konervasi air sedunia, Mandala Mekar, Tasikmalaya), Yosi Suparyo (Combine RI), Hendri Subiakto (Staff Ahli Kominfo), Nukman Lutfie (Komunitas Tangan di Atas) dan sederet artis yang konsen terhadap TIK seperti: Sam Bimbo, Yovie widianto, Giring Nidji dan lain-lain.

Sebagai acara yang mempertemukan kebutuhan mayarakat akan perlunya penerapan TIK dengan para stake holder lainnya seperti pemerintah, perguruan tinggi, penggiat TIK, komunitas dan perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap perkembangan TIK di Indonesia dan menjadikan seluruh masyarakatbisa menjadi relawan TIK.

]]>
https://miftahuna.malhikdua.com/2012/05/12/welujeng-surfing-kami-datang/feed/ 6
Teguran berharga dari Abah https://miftahuna.malhikdua.com/2011/10/15/teguran-berharga-dari-abah/ https://miftahuna.malhikdua.com/2011/10/15/teguran-berharga-dari-abah/#comments Sat, 15 Oct 2011 16:56:48 +0000 http://miftahuna.malhikdua.com/?p=346 Continue Reading

]]>
Sebuah renungan

Tak seperti biasanya , selasa pagi ini aku bisa bangun sendiri lebih cepat, kulihat sekeliling kamar Hasan Al-Bashry masih ada yang tidur namun sebagian telah mandi dan ada yang sudah siap berangkat. Jam dinding menunjukan pukul 04.15, segera ku raih kitab Kifayah dan buku tulis yang sengaja ku persiapkan untuk mencatat pengajian Abah Mukhlas yang ku beri judul” Untaian Mutiara”. Sungkan, mungkin kata yang tepat, ketika aku ingin membangunkan anak-anak, kenapa? karena setiap ngoprak-ngoprak hasilnya malah aku yang terlabat jamaah sehingga harus rela duduk di shaf paling belakang.

Keluar kamar, ternyata masih banyak anak yang terlelap, anehnya ada yang janggal, karena sudah jam -04.30 , bel pengigat belum juga berbunyio dan ku lihat kantor juga masih sepi. Apakah pengurus masih tidur?

Keluar komplek Aku teringat bahwa sandalku hilang, yang lebih mengenaskan ternyata sandalnya hilang di kamar, dan tak satupun anak yang mengaku? hanya rasa jengkel yang muncul jika mencoba untuk mengingatnya.

Dengan Basmallah ku lanmgkahkan kaki dengan mantagp ke masjid An-Nur, baru beberapa langkah, ternyata sahabatku Ibnu memanggilku. Ternyata sejak pukul 04.00 subuh ia sudah rapi dan termenung di depan komplek.

Kami berdua melangkah menuju masjid, tentunya denganku yang tak memakai alas apapun. Sampai di masjid, ternyata belum ada santri putra yang berangkat kecuali Ibnu dan aku. Sambil menunggu yang lain , Ibnu ke GOR untuk membangunkan yang masih tidur dan aku bergegas ke belakang untuk mengambil air wudlu.

setelah wudlu, santri putra mulai berdatangan namun masih enggan untuk masuk ke dalam karena banyaknya putri yang dudiuk din shaf depan. setelah menunggu, kami memberanikan diri memasauki masjid dengan niat Iktikaf dam melaksanakan jamaah shalat subuh.

Jamah selesai, kami yang mengaji kitab Kifayatul Akhyar langsung bergegas ke GOR. Namun, kejadian yang tak diduiga muncul, ketika Abah menanyakan sampai mana pengajiannnya, tetapi dari sekian santri putar yang berasal dari Ma’had Aly, MAU, MAK dam mualimin tak ada yang menjawab, hal ini membuat Abah bendu (marah) dan berkata: “Kalian itu bagaimana?,Masa ngaji kalian tidak tahu batasnya, sering ngaji kitab gede-gede, setelah selesai bukanya di baca ulang tapi hanya ditaruh dilemari, Kalo seperti ini lagi mending tak usah ngaji, ini masih mending kalian ngajinya sedkit tapi sering Muthola’ah (dibaca ulang) supaya tak lupa pengajian yang telah disampaikan”

Kemarahan Abah reda , setelah seorang siswi kelas 3 MAK menunjukan batas pengaiannya kepada Abah. pengajian dimulai dengan tenangdan ta’dim, pengajian kali ini menerangkan bab Jinayat atau yang biasa dikenal di Indonesia dengan hukum tindak pidana.

Sebenarnya aku sendiri tak tahu , sampaimana batasnya, karena pada pengajian sebelumnya, aku mengaji kitab Adabut Ta’limul Muta’alim akibat terlambat keluar masjid setelah Jamaah. Dari kejadian ini, secara pribadi memang itu satu hal buruk yang kini mulai menular di tengah para santri, akupun juga agak kesulitan untuk mengatur waktu, selain belajar di pondok dan sekolah, Bimbel dengan adik kelas semua itu cukp menyita waktu untuk Muthola’ah, belum lagi harus pintar menyempatkan diri untuk istirahat. kadang ketika mencoba lembur, karena itu waktu yang paling luang buat mengulang pelajaran, alih -alih ingin rajin malah mengantuk di kelas, bagaimana ini?

Terlepas dari semua alasan , hal itu sudah selayaknya menjadi kewajibanku selaku pelajar yang mesti pandai merangkai pondok dan sekolah menjadi satu. Karena Al ilmu laa yunalu duuna nashobin, ilmu itu tak bakal bisa di raih kecuali dengan jalan mau bersusah payah dan kesungguhan yang matang.

]]>
https://miftahuna.malhikdua.com/2011/10/15/teguran-berharga-dari-abah/feed/ 11
Jatuh ke selokan saat khutbah Jumat https://miftahuna.malhikdua.com/2011/09/24/jatuh-ke-selokan-saat-khutbah-jumat/ https://miftahuna.malhikdua.com/2011/09/24/jatuh-ke-selokan-saat-khutbah-jumat/#comments Sat, 24 Sep 2011 05:23:00 +0000 http://miftahuna.malhikdua.com/?p=339 Continue Reading

]]>
Mungkin tak pernah terbayang olehku bagaimana jatuh ke selokan ketika khutbah Jumat sedang berlangsung. Mau tahu seperti apa kisah lengkapnya, mari kita simak bersama detik-detik terakhir jatuhnya sang miftahuna ke selokan hehhh.

Jumat ini seperti biasanya sangat menyenagkan, karena selain Hari yang penuh berkah. ada kuliah subuh, waktu luang untuk melepas penat, banyak rapat, cairan , ro’an sampai mencuci pakaian. Ya itu merupakan agenda yang biasa dilakukan para santri khususnya santri Al-Hikmah 02, namun ini agaknya menjadi momen yang istimewa, ternyata Paman Gembul datang menjenguk kami yang baru mengadakan perekrutan anggota baru.

Setelah melepas rindu , waktu menunjukan jam 11.30 saatnya kita untuk berangkat ke masjid Jami. Seperti biasanya mataharui terasa menyegat sehingga mau tak mau, aku mesti bersembunyi di bawah sajadah biruku dari tatapan sang surya selama perjalanan.

Sampai di depan masjid ternyata serambi masih renggang, langsung saja ku gelar sajadah untuk salat sunnah tahiyatul masjid. selesai salat para jamaah mulai berdatangan memenuhi shaf yang tersisa. Tapi ku lihat Paman Gembul, Mas Pradna dan Kang Lukman yang baru datang,  terlihat kebingunagn mencari tempat duduk karena lantai dua telah terisi penuh oleh jamaah. melihat hal itu ku langsung bergegas ke sana menawarkan sesuatu yang mungkin bisa membantu mereka. ternyata benar mereka haya bisa mendapatkan tempat duduk pas di pintu masuk, oleh karenanya ku berikan sajadah biruku kepada mas Novi.

Ketika akan kembali ke tempat semula ternyata sudah ditempati oleh orang lain sehingga ku putuiskan unttuk duduk di serambi bagian kiri. tepat di depanku ada Falah dan Akhi Januar yang tak kebagian tempat sama sepertiku.

Khutbahpun dimulai, ternyata rasa capek karena kegiatan semalem ditambah mencuci pakaian dua ember tadi pagi ternyata membuat badan agak pegal. Karena mengantuk dan suara sang khotib begitu nyaring dan menenangkan sehingga aku terjatuh dalam tidur, namun sebelumnya, ku atur posisi tidur supaya tak jatuh, karena di sampingku terdapat selokan kecil. setelah mencari posisi aman, ku coba pejamkan mata. Karena terlalu ngantuk hingga ketiduran akhirnya” Bbruuukk” badan ini roboh dan tangan masuk keselokan, sontak para jamaah di belakangku kaget dan langsung tertawa.

Mungkin ini kesekian kalinya aku dibikin malu oleh kebiasaanku yang tak bisa menahan kantuk terlalu lama, sekaligus menjadi  pelajaran berharga buatku, supaya tak mencoba tidur di tempat umum.

]]>
https://miftahuna.malhikdua.com/2011/09/24/jatuh-ke-selokan-saat-khutbah-jumat/feed/ 4
Guci Tegal, Pemandian air panas di lereng Slamet https://miftahuna.malhikdua.com/2011/09/17/guci-tegal-pemandian-air-panas-di-lereng-slamet/ https://miftahuna.malhikdua.com/2011/09/17/guci-tegal-pemandian-air-panas-di-lereng-slamet/#comments Fri, 16 Sep 2011 17:07:53 +0000 http://miftahuna.malhikdua.com/?p=331 Continue Reading

]]>
Welcome to Guci

Kalau anda ingin berlibur ke Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Tegal tepatnya, sedikit ke arah Selatan terdapat tempat wisata pemandian air panas yang Bernama Guci. Obyek wisata yang terletak di kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal ini, memiliki panorama alam yang sangat inda, kontur pegunungan yang berhawa sejuk, hutan pinus yang menyapa sepanjang perjalanan akan membuat anda merasa senang berlama-lama di depan jendela mobil anda. Bahkan sebelum mencapai Guci anda akan melewati sebuah lembah dan ngarai yang sangat luas dan terdapat air terjun di tengahnya, mirip lembah wisata Ngarai Bukit Tinggi, Padang, Sumatra Barat.

  • Lokasi
Gerbang Kota slawi

Guci berada 40 km di selatan kota Tegal jurusan Slawi, Purwokerto. Anda akan melalui Lebaksiu. Sebuah kecamatan kecil, dimana sebagian besar penduduknya adalah migran pedagang martabak di kota- kota besar di segala penjuru tanah air. Dari Banda Aceh sampai Jaya Pura, termasuk sebagian besar yang ada di Jakarta. Selain Lebaksiu tadi, anda juga tidak boleh lewatkan Warung Sate Kambing. sesampainya di pertigaan Yomani ada penujuk jalan yg menunjukkan tanda arah Guci, belok kiri lewat Bumi Jawa, desa Tuwel dan akhirnya sampai diatas di ketinggian 1,050 meter dpl.
Kalau dari arah Jakarta kita bisa menggunakan kereta api atau bus dan turun di Kota Tegal. Setelah itu menggunakan angkutan arah bumi jawa dengan bus kecil (biasa disebut tuyul oleh warga setempat). Dan dilanjutkan dengan angkutan yang khusus ke obyek wisata ini.

Atau dari arah Semarang juga silakan ke arah terminal Tegal dulu.

  • Asal-usul
Teh Poci khas Tegal

Menurut mitos yang beredar selama ratusan tahun, air panas Guci berasal dari air pemberian seorang walisongo kepada seorang utusan, yang ditugaskan untuk menyiarkan Islam ke Jawa Tengah bagian Barat di sekitar Tegal. Karena air itu di bawa dengan menggunakan Guci (poci) serta mengandung berkah, maka masyarakat sekitarnya menyebutnya dengan air Guci.

Karena jumlah air di Guci tersebut terbatas sehingga lambat laun air itu mulai berkurang, hingga pada malam jumat kliwon salah seorang wali menancapkan tongkatnya dan dari tanah bekas tancapannya, keluar mata air panah yang jernih dan tak mengandung belerang. Sampai saat ini setiap malam jumat kliwon banyak wisatawan yang datang karena ingin mendapatkan khasiatnya serta berkah darinya. Menurut legenda obyek wisata ini di jaga oleh seekor naga yang bersemayang di sebuah gua di lereng Gunung Slamet, naga itulah yang membuat airnya berhasiat menyembuhkan berbagai penyakit.

Tak hanya itu, di atasnya juga terdapat air terjun setinggi 15 meter yang diberi nama Curug Jedor. Dinamai demikian, karena tanah tersebut dulunya dimiliki oleh seorang lurah bernama Jedor.

  • Khasiat
Pemandian air panas Guci

Tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan karena selain tempat pemandiannya yang terletak di lereng Gunung Slamet, Airnya pun diyakini mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Menurut keterngan sekitar, kalau mandi sekali di tempat pemandian tersebut umur tampak berkurang 10 tahun. Jadi kalau anda berumur 30, kemudian mandi sekali maka anda tampak seperti remaja yang berumur 20 tahun.

Air yang dikeluarkan pada mata air ini adalah air hangat, walaupun mengandung belerang tapi tidak berbau menyengat dan berwarna. Karena airnya hangat dan mengandung belerang,jika berendam serasa dipijat-pijat seluruh badan.

  • Harga tiket

Untuk memasuki kawasan ini pengunjung dewasa dikenakan tarif Rp. 5.100, sedangkan untuk anak-anak sseharga Rp. 3.250 (April 2010 )

  • Akomodasi dan fasilitas lainnya

Di tempat wisata ini telah tersedia berbagai macam fasilitas, seperti kolam renang, Villa, Bumi perkemahan, lapangan tenis, sepak bola, peginapan kelas melati sampai hotel berbintang empat. selain itu bagi anda pecinta alam, paket wisata hutan juga sangat menarik untuk dicoba, di sana kita akan di ajak mengelilingi hityan disekitar hutan lindung yang mempunyai banyak spesies flora langka endemik gunung Slamet, seperti Beruk monyet atau kita kenal dengan kantong semar, tanaman unik ini selain memiliki corak dan warna yang indah juga termasuk tanaman pemakan daging.

  • Oleh-oleh dan souvenir
Oleh-oleh Khas Guci

Tak lengkap rasanya p[ulang tanpa membawa oleh-oleh, bagi abnda yang menyukai jajanyan, terdapat banyak manisan khas Guci dan souvenir kecil nan cantik yang siap diborong untuk keluarga di rumah.

Bagi anda yang ingin berkunjung ke Guci, jangan berkunjung setelah Lebaran karena menurut pengalaman penulis akan terjadi kemacetan panjang. Siapkan bekal dan mental anda, selamat mencoba!

]]>
https://miftahuna.malhikdua.com/2011/09/17/guci-tegal-pemandian-air-panas-di-lereng-slamet/feed/ 6
Tiga ” UR ” yang mesti dimiliki Orang Tua https://miftahuna.malhikdua.com/2011/09/07/tiga-ur-yang-mesti-dimiliki-orang-tua/ https://miftahuna.malhikdua.com/2011/09/07/tiga-ur-yang-mesti-dimiliki-orang-tua/#comments Wed, 07 Sep 2011 05:41:35 +0000 http://miftahuna.malhikdua.com/?p=325 Continue Reading

]]>
Indahnya Kebersamaan Keluarga

Layaknya orang tua dimana pun pasti menginginkan anak – anaknya berhasil, berbakti pada orang tua dan bisa bermanfaat untuk bangsa serta agamanya.

Orang tua yang baik pastinya akan sangat memperhatikan pendidikan putra putrinya sedari kecil, apalagi soal pendidikan karakter, orang tua harus menjadi figur yang baik supaya bisa dicontoh.

Namun kebanyakan orang tua sekarang banyak yang tak bersabar dalam mendidik anak sehingga ketika dia putus asa karena kenakalan si anak yang sudah keterlaluan, bukannya berdoa untuk kebaikan anaknya, malah nyupatani atau mengatakan kata sumpah serapah yang buruk untuknya. Bagai mana solusinya? Berikut plajaran yang di peroleh miftahuna dalam Acara pengajian dalam rangka Halal Bihalal keluarga.

Dalam pengajian yang disampaikan oleh Ustdz. Abdul Ghofur, Orang tua harus memiliki prinsip orang jawa dulu dalam mendidik anak , yaitu 3 UR  antara lain:

  • UR yang pertama yaitu TUTUR, oarang tua harus selalu menasehati anaknya tanpa kenal lelah walaupun si anak bandel orang tua harus tetap mengarahkannya dengan kata-kata yang santun supaya kelak di contoh, ibarat batu yang keras kalo terus tertetesi dengan air, lama kelamaan si batu akan berlubang , alias si anak akan mengeerti dengan semakin dewasanya sang buah hati.
  • UR yang kedua yaitu SEMBUR, maknanya yaitu Doa, orang tua harus senantiasa mendoakan orang tuanya, walaupun sudah dinasehati namun sikapnya belum berubah, jalan terakhir yaitu meminta kepada Allah untuk kebaikannya, jangan malah memarahinya bahkan sampai main pukul sampai semua tetangga tahu. Alhasil si anak tak akan betah di rumah, ia akan lebih suka bergaul dengan teman-te mannya di luar, niatnya mau memperinggatkan karena caranya salah akhirnya si anak malah menjauh dan kenakalannya semakin parah karena ia cenderung mendengarkan ucapan temenya daripada orang tuanya.  sekarang siapa yang perlu disalahkan?
  • UR yang terakhir yaitu Uwur, yang artinya tak segan- segan mengeluarkan biaya seberapapun untuk anaknya, pastinya orang tua telah melakukan hal ini dengan sepenuh hati tanpa perhitungan.

Sekarang tinggal kita sebagai anak juga harus mengerti dengan hal ini, betapa besar pengorbanan orang tua. Coba betapa banyak biaya yang mereka keluarkan mulai dari kita masih dalam susuan, bersekolah dari mulai SD, SMP, SMA hingga sebesar ini, berapa banyak? masih juga tega melukai hati orang tua? Orang tua tak mengharapkan ssemua biaya ityu kembali yang mereka inginkan supaya kita lebih sukses dari mereka dan pastinya supaya kita berbakti kepada mereka.

]]>
https://miftahuna.malhikdua.com/2011/09/07/tiga-ur-yang-mesti-dimiliki-orang-tua/feed/ 5
Belajar dari Tukang Parkir https://miftahuna.malhikdua.com/2011/08/11/belajar-dari-tukang-parkir/ https://miftahuna.malhikdua.com/2011/08/11/belajar-dari-tukang-parkir/#comments Thu, 11 Aug 2011 06:17:13 +0000 http://miftahuna.malhikdua.com/?p=317 Continue Reading

]]>
Tukang parkir, jika kita mendengar kata di atas, pasti langsung terbesit dalam benak kita sosok yang senantiasa berdiri di pinggir jalan, memakai seragam khas parkir serta beratribut peluit, sedang sibuk mengatur keluar masuknya kendaraan di area parkir. Pekerjaan ini sering dipandang sebelah mata banyak orang, alasannya mudah, harus berlomba dengan debu dan teriknya matahari sepanjang hari, namun hasil yang didapat tak seberapa.

Masa belajar dengan tukang parkir? bukan itu yang dimaksud, melainkan filosofi dari pekerjaan seorang tukang parkirlah yang pantas kita terapkan dalam hidup.

Prinsip dan tugas utama seorang tukang parkir ialah menjaga motor, mobil ataupun kendaraan lainnya  yang dititipkan, tak pandang kendaraan itu bagus, mewah ataupun malah kurang terawat, namun ia hanya dititipi dan bertugas untuk menjaganya dengan sepenuh hati. Ketika kendaraan itu diminta kembali oleh pemiliknya sang  pemarkir mengembalikannya dengan sukarela , bahkan sebagai bonusnya ia lemparkan simpul senyum manisnya kepada para pelanggannya, sebagai ungkapan terima kasih karena telah memakai jasanya. Dari sini, kita mesti menggali hikmah dari tugas seorang tukang parkir.

Kita tahu, bahwa  semua hal yang kita miliki pada dasarnya milik Allah. Swt dan kita diberi amanat untuk menjaganya, ketika titipan itu diambil kembali oleh Allah,  sepantasnya kita harus merelakannya dan jangan bersedih, karena semua itu adalah milik Allah dan hanya kepadanyalah semuanya kembali. Apakah sepantasnya marah dan bersedih apabila barang titipan diambil oleh pemiliknya?

]]>
https://miftahuna.malhikdua.com/2011/08/11/belajar-dari-tukang-parkir/feed/ 4
Mau modern, malah jadi budak Dajjal https://miftahuna.malhikdua.com/2011/08/11/mau-modern-malah-jadi-budak-dajjal/ https://miftahuna.malhikdua.com/2011/08/11/mau-modern-malah-jadi-budak-dajjal/#comments Thu, 11 Aug 2011 05:49:58 +0000 http://miftahuna.malhikdua.com/?p=310 Continue Reading

]]>
Siapa yang tak tahu Dajjal, sosok yang telah dicap kafir yang akan datang di masa akhir zaman, di mana kebatilan telah menjadi menu harian warga bumi dan Al-Qur’an tinggalah sebuah kitab tanpa makna yang hanya menjadi hiasan.

Tapi tahukah anda kapan Dajjal akan muncul ? dan seperti apa dia? dari sini muncul banyak spekulasi tentang sosok ini, dalam sebuah hadits ia di ceritakan berambut kriting, berbadan gemuk, mata sebelah kanannya buta dan terakhir terdapat tulisan ” Kafara” di dahinya. Namun ternyata sebelum kemunculannya ternyata Dajjal menyiapkan lingkungan bumi supaya menjadi tempat yang cocok bagi dirinya dan pengikutnya untuk mulai menebar teror dan menawarkan kamuflase.

Apa yang akan datang sebelum ia datang bukan bentuk fisik melainkan metafisik alias idiologinya yang akan menghancurkan umat secara perlahan tanpa mereka kini menikmatinya dan menganggap ini sebagai tanda kemajuan. sebagai ciri idiologinya biasanya ia tampak memikat, modern dan instan, tapi dibalik itu tersimpan berbagai mudharat dan fatamorgana yang sangat merugikan, ini terbaca dalam sabda Nabi. Saw” di tangan kanannya terdapat surga yang sebenarnya adalah neraka, sedangkan di tangan kirinya terdapat neraka yang sebenarnya adalah surga”.

Hal di atas yang kini menyebar di masyarakat kita yang cenderung konsumtif, gila akan sesuatu yang baru tanpa disaring terlebih dahulu, dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang diampu oleh Pak Sulkhi, di sana di jelaskan bahwa sekarang walaupun Dajjal belum muncul tapi Idiologinya telah menyerang kita. Beliau juga menambahkan, sebagai contoh dia menghadiri sebuah seminar pendidikan tentang faktor apa yang mampu meningkatkan prestasi siswa, ternyata salah satunya dengan percampuran antara siswa dan siswi dalam satu kelas , hal itu terbukti dengan meningkatnya prestasi para peserta didik, kenapa hal ini bisa meningkat? ternyata karena siswa cenderung malu terhadap siswi apabila nilai mereka jeblog. Hal ini pula yang menimpa nbanyak sekolah Tsanawiyah dan Aliyah di negeri ini, karena ingin mendapatkan predikat standar internasional.

Mereka rela mengubah sistem pengajaran islami dengan sistemm barat, dikala para penggiat pendidikan di Eropa dan Amerika mulai menggunakan sistem pendidikan islam yang memisahkan antara siswa dan siswinya , karena hal ini mengurangi tindakan asusila dan pergaulan bebas di kalangan pelajar,pernah ketika penulis PKL Bahasa inggris di Borobudur dan berbincang-bincang dengan turis asal Vancouver, Kanada. sang turis mengatakan bahwa di negerinya, banyak sekolah yang kini menerapkan sistem pemisah antara siswa dan siswinya karena hal itu terbukti mengurangi tinkat tindak asusila di kalangan pelajar.

Sekilas hal di atas terlihat masuk akal, namun kita sebagai muslim khususnya santri, apakah rela mencampurkan ilmu yang notabene sebagai cahaya “Al ilmu nurun” dengan kebatilan, apakah ilmunya akan manfaat walaupun kelihatan pintar?. memang seperti itulah ideologi Dajjal terlihat menggiurkan namun di dalamnya terdapat segudang kemaksiatan yang bisa menjebloskan kita ke jurang kenistaan.

Jadi intinya kita jangan menjadi orang yang Demenyar alias demen barang kang anyar (suka dengan barang baru) tanpa berpikir apakah ini baiik buat kita serta bermanfaat ke depannya? sekarang pilihan ada di tangan anda.

]]>
https://miftahuna.malhikdua.com/2011/08/11/mau-modern-malah-jadi-budak-dajjal/feed/ 1
Sebuah ironi di warung Es https://miftahuna.malhikdua.com/2011/07/06/sebuah-ironi-di-warung-es/ https://miftahuna.malhikdua.com/2011/07/06/sebuah-ironi-di-warung-es/#comments Wed, 06 Jul 2011 04:35:52 +0000 http://miftahuna.malhikdua.com/?p=300 Continue Reading

]]>
Setelah PKL di karawang rasanya hati ini terasa punya keterikatan batin yang dalam baik buminya, masyarakatnya bahkan sampai suasanya yang panas terasa dirindu ketika telah tiba di Benda yang begitu dingin.

Namun selama PKL di sana ku mendapatkan pengalaman yang sangat berharga, entah yang bokin seneng was-was , takut hingga bikin hati miris dan sedih.

Tapi kali ini Ana pengin cerita mengenai sisi lain Karawang yang membuatku prihatin.

kisah ini bermula ketika aku dan temanku fahis mengadakan perjalanan dari Tempuran ke cilamaya guna meeting para SC lomba, aku saat itu menjadi SC CCIAU (Cerdas Cermat Ilmu Agama dan Umum), setelah rapat selesai kita berdua sepakat untuk mengunjungi Pangkalan Gas Pertamina yang ada di sebelah selatan jalan.

Melihat sekitar pabrik membuatku kagum betapa banyaknya kekayaan indonesia, hal ini juga menyisakan pertanyaan dalam hatiku, Kenapa indinesia yang pinya SDA sebanyak itu tak pernah selangkahpun menjasi negara Maju? bahkan sekarang malah terjadi kelangkaan bensin, bagaimana ini?

karena udara sore cukup panas kami putuskan untuk mampir sejenak di warung ES untuk melepas dahaga, namun aku tersentak bercampur kaget, di warung itu ada 2 orang siswa, yang perempuan masih SMP dan yang Laki-lakinya tingkat SMA, mereka berdua dengan bangganya memperlihatkan kemesraan mereka di depanku.

Yang membuatku kaget ternyata anak SMP itu adalah anak ibu penjual Es dan sang ibu yang ada di samping mereka seakan tak punya rasa marah ketika anak perempuannya diperlakukan seperti itu! padahal lelaki itu bukan siapa-siapa, mereka melakukan hal itu layaknya suami istri dan sang ibu hanya terdiam di sampingnya tanpa melarang ataupun memperdulikan anaknya. “Ibu macam apa itu” gumanku dalam hati.

bagaimana ini ? sudah separah inikah masyarakat kita? dimana tanggung jawab orang tua dalam mendidik anaknya? aku tak tahu harus berkata apalagi. padahal kehidupan  negara akan maju apabila dibangun dari sendi  kehidupan keluarga yang menerapkan nilai luhur serta sopan santun Islam.

Generasi muda kita akan hancur ketika para orang tua tak peduli lagi terhadap anaknya, bagaimana anaknya mendapatkan pendidikan, bagaimana ia menjadi anak yang berakhlak terpuji. selain itu orang tua jangan terlalu memanjakan anak karena hal ini akan membuat anak cenderung berfoya-foya dan tak patuh terhadap orang tua.

]]> https://miftahuna.malhikdua.com/2011/07/06/sebuah-ironi-di-warung-es/feed/ 4